Komposit
Material komposit
Material kom[posit adalah pencampuran/pengabungan sekurangnya dua material yang berbeda fasa dan strktur mikroskopiknya. Contoh material komposit adalah kuningan. Kuningan merupakan pencampuran/pengabungan antara loga sang dengan logam kuningan. Material komposit terdiri dari bahan penyusun dan bahan yang mengisolasi bahan lain.
Jenis-jenis material komposit
1. Material komposit serat, yaitu komposit yang terdiri dari
serat dan bahan dasar yang diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat + resin
sebagai bahan perekat, sebagai contoh adalah FRP (Fiber Reinforce Plastic)
plastik diperkuat dengan serat dan banyak digunakan, yang sering disebut fiber
glass.
2. Komposit lapis (laminated composite), yaitu komposit yang
terdiri dari lapisan dan bahan penguat, contohnya polywood, laminated glass yang seringdigunakan sebagai
bahan bangunan dan kelengkapannya.
3. Komposit partikel (particulate composite), yaitu komposit
yang terdiri dari partikel dan bahan penguat seperti butiran (batu dan pasir) yang
diperkuat dengan semen yang sering kita jumpai sebagai betin.
Kelebihan material komposit
Bahan komposit mempunyai sifat fisik dan sifat mekanik yang
banyak. Beberapa kelebihan komposit adalah :
1. Gabungan dua bahan material yang mempunyai sifat mekanik
yang lebih baik dari bahan dasarnya
2. Bahan komposit tahan terhadap kikisan
3. Priduk yang dihasilkan dari paduan logam mempunyai sifat
yang menarik dalam segi fisik
Sifat-sifat Mekanis Sistem Resin Gambar dibawah
memperlihatkan kurva tegangan/regangan untuk suatu sistem resin ideal. Kurva
untuk resin menunjukkan kekuatan puncak tinggi, kekakuan tinggi (ditunjukkan
dengan kemiringan awal) dan regangan tinggi terhadap kegagalan. Hal ini berarti
bahwa resin pada awalnya kaku tetapi pada waktu yang sama tidak akan mengalami
kegagalan getas.
http://blog.ub.ac.id/mochamat/files/2012/02/grafik-komposit-150x150.jpg
Seharusnya dicatat dimana ketika suatu komposit di bebani
tarik, untuk mencapai sifat-sifat mekanis yang optimal dari komponen serat,
resin harus mampu berubah panjang paling tidak sama dengan serat. Gambar
dibawah ini memberikan regangan terhadap kegagalan yang dimiliki untuk serat
kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat karbon berkekuatan tinggi (yaitu
bukan dalam bentuk komposit). Disini terlihat, sebagai contoh, serat kaca-S
dengan perpanjangan 5,3%, akan membutuhkan resin dengan perpanjangan paling
tidak sama dengan nilai tersebut untuk mencapai sifat tarik yang maksimum.
Jelaskan ciri-ciri patah ulet dan patah getas. Logam yang
biasanya kita kenal sebagai material ulet bisa mengalami patah getas, fenomena
ini sering dikenal dengan DBT (Ductile to Brittle Tension). Jelaskan
pula faktor-faktor apa
saja yang bisa
mengakibatkan terjadinya DBT
tersebut.
§ Patah Ulet
Patah yang dikarena pembebanan yang menyebabkan material
mengalami deformasi plastic. Dan apabila beban dihilangkan maka crack akan
berhenti pula. Patahan ulet ini ditandai dengan penyerapan energy yang cukup
besar contohnya seperti tembaga yang di tempa, tembaga tersebut cenderung
menerima energy sehingga menyebabkan deformasi plastic dan apabila telah
menyampai titik tolenransinya maka akan timbul crack.
Ciri-ciri
:
1. Didahului
deformasi plastic
2. Apabila
pembebanan dihilangkan/dihentikan maka retak akan berhenti pula
3. Temperature
4. Permukaan yang
mengalami retak berwarna berbeda dari semula
§ Patah Getas
Patah getas terjadi lebih cepat dari pada patah ulet, karena
patah getas sering tidak awali dengan deformasi plastic. Patah getas dapat
mengikuti batas butir ataupun memotong butir. Bila bidang patahannya mengikuti
batas butir, maka disebut patah getas intergranular, sedangkan bila patahannya
memotong butir maka disebut patah getas transgranular.
Ciri-ciri
:
1. Biasanya terjadi
pada temperatur rendah
2. Sering tidak
diawali deformasi plastic
3. Memerlukan
energy patahan yang relative kecil
Faktor yang mempengaruhi patah getas :
• Tegangan tiga sumbu
• Laju regangan
• Temperature
http://blog.ub.ac.id/mochamat/files/2011/12/cccccccccccccccccccccccc-165x300.jpg
Terdapat 3 faktor dasar yang mendukung terjadinya patah dari
benda ulet menjadi patah getas:
1. Keadaan tegangan
3 sumbu/ takikan.
2. Suhu yang
rendah.
3. Laju regangan
yang tinggi/ laju pembebanan yang cepat.
Fatik merupakan ketahanan suatu material menerima pembebanan
dinamik. Benda yang tidak tahan terhadap fatik akan mengalami kegagalan pada kondisi pembebanan dinamik (beban berfluktuasi ). Mengalami kegagalan (
patah ) pada tegangan jauh di bawah tegangan yang diperlukan untuk membuatnya patah pada pembebanan tunggal (
statis ). Kegagalan fatik biasanya terjadi pada tempat yang konsentrasi
tegangannya besar, seperti pada ujung
yang tajam atau notch. Tidak ada indikasi awal terjadinya patah fatik dan
retakan fatik yang terjadi bersifat halus, maka patah fatik sulit untuk
dideteksi dari awal.
Jenis beban dinamik sinusoidal ditunjukkan pada gambar
berikut:
1. Beban tegangan
bolak-balik ( reversed stress )
2. Beban tegangan berulang ( repeated stress )
3. Beban tegangan
tidak beraturan ( random stress ).
Grafik
grafik fatigue
Dalam merancang suatu komponen, untuk menentukan tegangan
aman yang di izinkan, para perekayasa sering menggunakan cara estimasi umur
fatik dengan menggunakan pendekatan tegangan. Metode ini merupakan cara
konvensional dan paling simpel, mudah dilakukan untuk aplikasi perencanaan,
sangat baik diterapkan pada kondisi pembebanan elastis, mampu menunjukan batas
rentang pakai yang aman (safe life) bahkan tak hingga (infinite life).
serta sangat tepat untuk perencanaan komponen pada kondisi fatik
siklus tinggi. Namun perlu diperhatikan bahwa metode ini tidak cocok untuk
kondisi fatik siklus rendah karena metode ini tidak dapat menghitung pengaruh
tegangan-regangan sebenarnya pada saat terjadi deformasi peluluhan lokal,
terbatas hanya pada material logam terutama baja karena pada material tertentu
tidak dapat menunjukan respon data yang tepat bila menggunakan pendekatan ini.
Syarat utama untuk menggunakan metode pendekatan tegangan
mengacu pada asumsi perhitungan mekanika benda padat bahwa komposisi
material idealnya homogen, kontinyu dan
bebas cacat atau bebas retak. Tujuan utama menggunakan pendekatan ini pada
perencanaan komponen adalah untuk mendapatkan umur pakai aman bahkan tak
hingga.
Teknik Pengujian Material Tanpa Merusak Benda Ujinya.
pengujian Non Destructive atau sering kita dengar dengan NonDestructive Testing
atau NDT, pengujian ini dilakukan untuk
menjamin bahwa material yang kita gunakan masih aman dan belum melewati batas
toleransi kerusakan. NDT biasanya dilakukan paling tidak dua kali. Pertama,
selama dan diakhir proses fabrikasi, hal ini berguna untuk menentukan suatu
komponen dapat diterima setelah melalui tahap-tahap fabrikasi, Hasil NDT ini
dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu komponen. Kedua, NDT dilakukan
setelah komponen digunakan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah
menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage tolerance-nya.
Dari tipe keberadaannya crack, kerusakan atau cacat pada
material NDT dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu: surface crack dan inside
crack. Sebaiknya Pada saat pen
gujian maka harus sudah ditentukan dahulu targetnya (misal
surface crack atau inside crack), baru digunakan metoda NDT yang tepat.
Pengujian suatu material yang mengakibatkan kerusakan pada
material biasanya dalam penggujian digunakan sample dari material yang akan
diuji, ada beberapa macam pengujian merusak, yaitu :
1. Tensile Testing
2. Torsion Testing
3. Fatigue Testing
4. Bend Testing
5. Impact Testing
Tensile Testing
• Apa yang dimaksud dengan Tensile Test ?
• Tensile test atau disebut juga tension test, adalah
mechanical test yang paling dasar yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kemampuan mekanik dari suatu material. Tensile tests sangat simple, relatif
tidak mahal dan memenuhi standarad. Dengan menarik benda uji tersebut akan
segera mengetahui bagaimana kemampuan suatu material mampu menahan suatu beban
yang diberikan. Dengan cara menarik benda uji tersebut akan didapatkan strength
dari material dan bagaimana batas ulur-nya.
• Mengapa Melakukan Tensile Test atau Tension Test?
• Untuk mendapatkan substansi tensile testing. Apabila
diteruskan menarik material hingga putus, maka akan didapatkan kurva bagaimana
material tersebut bereaksi sewaktu diberikan beban. Titik dimana terjadi
kegagalan disebut “Ultimate Strength” atau UTS.
http://blog.ub.ac.id/mochamat/files/2011/12/Picture4-300x243.jpg•Adalah
daerah linier dari kurva mengenai hubungan antara beban atau gaya dan kemuluran
(elongation). Dimana perbandingan / ratio stress dan strain adalah konstan (E =
stress (σ) / strain (ε) ) dan disebut “Modulus of Elasticity” atau “Young’s
Modulus”.
•Yield Strength
•Adalah stress yang terjadi pada material yang mulai mengalami
plastic deformation pada waktu material dibebani.
•Strain
•Kemuluran yang terjadi pada waktu benda uji dibebani
Dalam keadaaan murni Al sangat lemah dan lunak, terutama
kekuatan sangat rendah untuk dapat digunakan pada berbagai keperluan teknik.
Tetapi apabila dipadu dengan sejumlah kecil logam lain maka sifat-sifat mekanik
alumunium yang asli dapat diperbaiki. Logam-logam yang sering dipadukan dengan
Al adalah: Cu, Si, Mg, Ni, Mn dll.
Dengan pebaikan sifat ini sering kali sifat tahan korosi dan
pengahantar panas dan listriknya menurun, demikian juga keuletannya. Pengaruh
unsur dalam paduan Al sangat komplek.
Penggolongan Paduan Alumunium
Paduan Al banyak dipakai dalam industri yang dapat dibagi
dalam dua golongan utama yaitu.
Wrought Alloy
Paduan ini dibuat dengn melalui proses rolling, forming,
drawing, forging, dan press working. Hasil ini berupa barang setengah jadi
misalnya batang, palat, lembaran dll. Paduan ini dapat diklasifikasikan
berdasarkan komposisi kimianya.
Casting Alloy
Paduan ini dibuat melalui pengecoran ( paduan tuang ).
Paduan ini merupakan paduan yang komplek dari Al dengan Cu, Ni, Fe, Si, dan
unsur lainnya. Paduan alumunium tempa mem[unyai kekuatan mekanik yang tinggi
mendekati baja. Paduan ini dapat dibedakan berdasarkan:
a. Heat Treatment : Al-Cu, Al-Cu-Mg, Al-Mg-Si, Al-Zn-Mg
b. Non Heat Treatment : Al-Mn (1,3% Mn), Al-Mg-Mn (2,5% Mg),
Al-Si. Paduan ini memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, ductile, tahan korosi
dan sifat mampulas baik.
Baja dikatakan padu jika kompesisi unsur-unsur paduannya
secara khusus, bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsur silisium dan
mangan. Baja paduan semakin banyak digunakan.Unsur yang paling banyak digunakan
untuk baja paduan, yaitu: Cr,Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb dan Zr.
A. Pembuatan
§ Proses dalam Dapur
Tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi.
Pada proses ini zat
karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan
besi zat asam
pada suhu tinggi.
Perlakuan Panas pada ALDEC 5TH
Lebih lengkapnya, proses yang disebut sebagai perlakuan
panas ini bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanik material seperti tensile
strength, resistance, elongation, impact resistance, dan hardness. Tidak
seperti pada logam ferrous, paduan logam non ferous seperti alumunium hanya
dapat dikeraskan secara signifikan melalui proses yang disebut sebagai
precipitation hardening, yaitu proses tambahan yang bertujuan untuk menambah
kekuatan material melalui penghalusan butir.
Pada proses ini, sifat mekanik paduan alumunium ditingkatkan
dengan cara pembentukan lattice defect yang akan berlaku sebagai penghambat
gerak dislokasi. Pada hasil proses precipitation hardening, defect tersebut
berbentuk partikel-partikel halus yang terdistribusi merata, disebut sebagai
presipitat. NOV 30TH
Daerah elastis adalah luas kurva di bawah titik sesaat
sebelum perubahan bentuk pada material tersebut terjadi. Disini, titik tersebut
dinamakan Yield Stress, atau titik luluh. Pada daerah ini, jika suatu material
diberikan perubahan bentuk yang kecil, maka material itu akan kembali ke
kondisi semula. Konvensi dari daerah ini adalah 0.001% regangan untuk logam. Di
dalam daerah ini juga, terdapat Modulus of Elasticity, yang menjelaskan tentang
ukuran keuletan dan kemampu-bentukan suatu material. MOE ini dihubungkan dengan
persamaan matematis antara tegangan dan regangan tariknya.
Jika modulus elastisitasnya besar, maka tegangan yang
dibutuhkan untuk membuat perubahan bentuk sangat besar, dan material tersebut
cenderung getas, begitu pula sebaliknya.
§ Daerah plastis
Daerah plastis adalah luas kurva di bawah titik Yield Stress
hingga Fracture. Di dalam daerah ini, ada tiga fenomena yang terjadi : luluh
(Yielding), pengerasan-regang (Strain-Hardening), dan pengecilan penampang
setempat (Necking). Luluh artinya adalah perubahan bentuk yang permanen dan
homogen di semua tempat, sedangkan Necking adalah perubahan bentuk permanen
setempat.
Sumber : http://taufik-yoriwe.blogspot.co.id/2013/02/material-komposit.html