Tugas 1 : Menara Air
Menara
Air
Menara air ini berada di bagian
belakang kampus ITB dekat perpustakaan pusat, di bagian bawah ada ruang
instalasi pengolahan air bersih yg digunakan untuk menyuplai seluruh watertap
di kampus.
Tinggi menara air ini kira-kira 25 meter, dengan
diameter bagian bawah 80 cm dan diameter atas kira-kira 4 meter. Material yang digunakan dalam pembuatan menara air
ini adalah 80% beton, 15% baja tulangan dan 5% pipa.
Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah
besi, dengan karbon sebagai material pengaloy utama. Karbon bekerja sebagai
agen pengeras, mencegah atom besi, yang secara alami teratu dalam lattice,
begereser melalui satu sama lain. Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran
alloy dapat mengontrol kualitas baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon
dapat memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh. Definisi
klasik, baja adalah besi-karbon aloy dengan kadar karbon sampai 5,1 persen;
ironisnya, aloy dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi
Sekarang ini ada beberapa kelas baja di mana karbon
diganti dengan material aloy lainnya, dan karbon, bila ada, tidak diinginkan.
Definisi yang lebih baru, baja adalah aloy berdasar-besi yang dapat dibentuk secara
plastik. Dan umumnya baja juga menjadi bahan pelapis rompi
anti peluru, yang dimana baja menjadi bahan pelapis bahan inti rompi tersebut,
yaitu bahan milik Kevlar.
Sejarah Penemuan Baja
Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir
kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada
zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai
diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14
yang diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan
sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan
proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi
oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone
iron ini dipindahkan dari furnance pada saat masih bercahaya dan diselimuti
oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan
besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1
persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan metode ini menghasilkan
baja bukannya besi tempa. Parapembuat besi belajar untuk membuat baja dengan
memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat selama
beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk menjadi
baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang
digunakan mulai mengalami peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas
melewati “charge,” pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih
besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama
kali direduksi menjadi besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai
hasil dari serangan gas yang dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig
iron, yaitu paduan yang meleleh pada temperatur rendah. Pig iron akan dproses
lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance
yang juga digunakan untuk memurniakan besi oleh pembuat besi yang lamapu.
Proses pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh penemu Inggris
Sir Henry Bessemer yang mengembangkan
Bessemer furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960
telah diproduksi baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance
elektrik, sehingga dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat
sangat penting bagi produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan
pada produksi baja dari bijih besi.
Proses pembuatan baja
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan
baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa
paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
PROSES KONVERTOR
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk
bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500
0C,
Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku
baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
Kembali ditegakkan.
Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm
dihembuskan dari kompresor.
Setelah 20-25 menit konvertor
dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
proses Bassemer (asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu
tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah
besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2,
SiO2 + CaO CaSiO3
proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat
dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 +
MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %,
Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk
oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur
(CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
PROSES
SIEMENS MARTIN
menggunakan sistem regenerator (± 3000
0C.) fungsi dari regenerator adalah:
memanaskan gas dan udara atau menambah
temperatur dapur
sebagai Fundamen/ landasan dapur
menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun
putih,
Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi
batu silika (SiO2),
besi putih dilapisi dengan batu dolomit
(40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)
PROSES BASIC OXYGEN FURNACE
logam cair dimasukkan ke ruang baker
(dimiringkan lalu ditegakkan)
Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen
Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton
muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk
menurunkan kadar P dan S.
Keuntungan dari BOF adalah:
BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
Tidak perlu tuyer di bagian bawah
Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu
daripada karbon
Biaya operasi murah
PROSES DAPUR LISTRIK
temperatur tinggi dengan menggunkan
busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
Mudah mencapai temperatur tinggi dalam
waktu singkat
Temperatur dapat diatur
Efisiensi termis dapur tinggi
Cairan besi terlindungi dari kotoran dan
pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
Kerugian akibat penguapan sangat kecil
PROSES DAPURKOPEL
mengolah besi kasar kelabu dan besi
bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses
pemanasan pendahuluan agar bebas dari
uap cair.
Bahan bakar(arang kayu dan kokas)
dinyalakan selama ± 15 jam.
kokas dan udara dihembuskan dengan
kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 –
15 % ton/jam dimasukkan.
15 menit baja cair dikeluarkan dari
lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan
kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui
cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
PROSES DAPUR CAWAN
Proses kerja dapur cawan dimulai dengan
memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
kemudian dapur ditutup rapat.
Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang
memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
Baja cair tersebut siap dituang untuk
dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang
diperlukan
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang
terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari
beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya
kerikil dan pasir), semen dan air.
Cara pembuatan beton
Sebelum Pengecoran
Pengujian Material
Sebelum pengecoran, dilakuakn terlebih dahulu
penyiapan material dan pengjian sebagian material (terutama material utama,
yaitu : semenportland, air, agregat
halus dan agregat kasar) serta bahan tambahan yang digunakan.
Pengujian tersebut adalah :
Semen Portland
·
Berat jenis semen
·
Kehalusan semen
·
Konsistensi normall
·
Waktu ikat/setting time
·
Berat isi semen
Air
· pH
·
sifat – sifat air
Agregat Kasar dan Agregat Halus
· Berat Jenis dan penyerapan agregat kasar
·
Berat jenis dan penyerapan agregat halus
·
Berat isi agregat
·
Kadar organic agregat
·
Kadar lumpur Agregat
·
Kadar air agregat
·
Bulking faktor
Persiapan silica fume
Sebelum digunakan untuk pengecoran, silica fume yang
telah disipakan sesuai takarandicampur dengan air sampai berbentuk slurry,
dengan metode pencampuran mekanis menggunakan mixer, pencampuran tersebut
dilakukan sampai benar – benar tercampur merata tanpa adanya gumpalan –
gumpalan.
Persiapan air
Air yang digunakan bersuhu 27o C, setelah
dipersiapkan sesuai kebutuhan, kemudian kami tambahkan superplasticizer dan
kemudian diaduk sampai merata (homogen).
Persiapan agregat
Meskipun kadar lumpur dalam agregat memenuhi syarat,
masih perlu pencucian secara konvensional dengan mengaduk pasir didalam wadah
besar berisi air supaya kadar lumpurnya hilang, kemudian ditiriskan, dilakukan
selam 3 kali berturut-turut, pencucian tersebut dilakukan setelah diadakan
pengujian kadar lumpur. Agregat hasil pengujian didiamkan sampai SSD baru
kemudian diadakan pengjian (agregat) yang lainnya.
Karena agregat yang dipersiapkan dipilih (dibeli)
secara acak mak perlu dilakukan penggabungan agregat, disamping untuk
mendapatkan gradasi yang baik (well graded), juga untuk memenuhi criteria zona
1, seperti yang tertera dalam mix design. Untuk analisa gradasi agregat halus
dan agregat kasar diperlakukan menurut gradasi ASTM C-33-78. Untuk
penggabungannya dilakukan dengan metode Road Note Number 4 (RN-4)
Selama Pengecoran (Pembuatan Beton)
Pembuatan beton dilakukan didalam ruangan yang
terlindung dari panas matahari secara langsung. Pengdukannya menggunakan mesin
pengaduk (mixer), bertenaga listrik. Bahan-bahan dimasukkan kedalam mesin
pengaduk agregat halus dan semen
Putih secara bersamaan, dan diaduk selama 5 menit
dengan tujuan agar terjadi agregat tercampur secara homogeny dan merata.
Kemudian ditambahkan silica fume yang berbentuk
slurry, dan diaduk selama 5 menit. Setelah seluruh bahan-bahan kering tercampur
secara homogeny, mulai menambahkan secara bertahap agregat kasar berturut-turut
air yang telah dicampur dengan superplasticizer dimasukkan kemudian diaduk
selama 15 menit.
Setelah menjadi campuran beton, adukan tersebut dituang
ke wadah yang kemudian di masukkan kedalam cetakan silinder, tiap pemasukan 10
cm ditumbuk dengan besi penumbuk selama 25 kali secara merata hal tersebut
dilakukan sampai cetakan benda uji terisi penuh, pengecoran benda uji tersebut
dilakukan pada meja penggetar (vibrator).
Setelah pengecoran
Setelah 1 hari (24 jam) benda uji tersebut
dikeluarkan dari cetakan dan kemudian direndam dalam air tawar yang bersih
bersuhu 27oC (sama dengan air yang digunakan dalam pengecoran), meskipun
terjadi fluktuasi suhu air antara malam hari dan siang hari tetapi sangat
kecil, berkisar 1 sampai 2oC, di malam dan pagi hari cenderung lebih dingin
daripada siang hari.
Sumber : http://cukipz.blogspot.co.id/2011/01/cara-pembuatan-beton.html
0 komentar: