Rabu, 09 Desember 2015

Praktikum 1


PRAKTIKUM 1

PENENTUAN PARAMETER MATERIAL PEMBENTUK BETON



Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat volume agregat halus, kasar, atau campuran yang didefinisikan sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volumenya.

Alat dan Bahan
Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan berat volume agregat adalah sebagai berikut.
1.      Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
2.      Talam dengan kapasitas cukup besar untuk mengeringkan benda uji agregat
3.      Tongkat pemadar dengan diameter 15 mm dan panjang 60 cm yang ujungnya bulat.
4.      Mistar perata
5.      Sekop
6.      Wadah baja berbentuk silinder dengan alat pemegang berkapasitas berikut

Tabel Spesifikasi Wadah Baja yang Digunakan dalam Praktikum
Kapasitas (dm3)
Diameter (mm)
Tinggi (mm)
Tebal Wadah Minimum (mm)
Ukuran Butir Maksimum Agregat (mm)
Dasar
Sisi
2,832
152,4 ± 2,5
154,9 ± 2,5
5,08
2,54
12,7
9,345
203,2 ± 2,5
292,1 ± 2,5
5,08
2,54
25,4
14,158
254,0 ± 2,5
279,4 ± 2,5
5,08
3
38,1
28,316
355,6 ± 0,5
284,4 ± 2,5
5,08
3
101,6












Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah agregat halus dan kasar.




Prosedur Percobaan
a.   Berat Isi Lepas
1.      Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai dengan tabel 2.1 lalu keringkan dengan oven pada suhu (110 ± 5)o C sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.

2.      Timbang dan catat berat wadah

3.      Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir dari ketinggian 5 cm di atas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh.
4.      Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
5.      Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2).

6.      Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1).

b.      Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1,5”) dengan cara penusukan
1.      Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai dengan tabel 2.1 lalu keringkan dengan oven pada suhu (110 ± 5)o C sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
2.      Timbang dan catat berat wadah (W1)
3.      Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara merata.
4.      Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
5.      Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2).
6.      Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1).

c.       Berat isi pada agregat ukuran butir antara 38,1 mm (1,5”) sampai 101,1 mm (4”) dengan cara penggoyangan
1.      Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai dengan tabel 2.1 lalu keringkan dengan oven pada suhu (110 ± 5)o C sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
2.      Timbang dan catatlah berat wadah (W2).
3.      Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.
4.      Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah dengan prosedur sebagai berikut:
1)      Letakkan wadah di atas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan.
2)      Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap sisi.
5.      Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
6.      Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2).
7.      Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1).

Hasil Percobaan
Laporan Hasil Pengamatan
                                     Berikut disajikan Tabel hasil pengamatan.
Tabel Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Observasi I (Agregat Kasar)
Data 1
Data 2


Padat
Gembur
Padat
Gembur
A
Volume Wadah (Liter)
2,781
2,781
2,781
2,781
B
Berat wadah (kg)
2,533
2,533
2,674
2,674
C
Berat wadah + Benda Uji (kg)
6,777
6,257
6,573
6,187
D
Berat Benda Uji (C-B) (kg/liter)
4,244
3,724
3,899
3,513
Berat Volume (  )
1,526
1,339
1,402
1,263

Observasi II (Agregat Halus)
Data 1
Data 2


Padat
Gembur
Padat
Gembur
A
Volume Wadah (Liter)
1,890
1,890
1,89
1,89
B
Berat wadah (kg)
0,553
0,553
0,608
0,608
C
Berat wadah + Benda Uji (kg)
3,932
3,683
3,818
3,735
D
Berat Benda Uji (C-B) (kg/liter)
3,379
3,130
3,21
3,127
Berat Volume (  )
1,788
1,656
1,698
1,654

Berat Volume Rata-Rata
Agregat Kasar (kg/liter)
Agregat Halus (kg/liter)
Padat
1,46
1,74
Gembur
1,3011
1,656






























Analisis
Berdasar hasil percobaan diperoleh nilai berat volume agregat kasar dan halus pada kondisi padat maupun gembur. Pada kondisi padat, nilai berat volume sampel agregat lebih besar dibandingkan dengan berat volume sampel agregat pada kondisi gembur. Hal tersebut terjadi karena pada sampel agregat gembur tidak dilakukan proses pemadatan seperti yang dilakukan pada sampel agregat padat.
Pada sampel agregat padat dilakukan proses penumbukan menggunakan tongkat pemadat sebanyak 25 kali pada setiap sepertiga bagian (yang diukur dengan tiap sepertiga ketinggian wadah sampel) . Penumbukan mengakibatkan berkurangnya volume udara yang terperangkap di dalam adonan agregat. Dengan demikian, volume wadah yang semula terisi udara, dapat terisi dengan adonan secara lebih merata, dengan kata lain kepadatannya bertambah. 
Pada volume yang sama, agregat kasar memiliki ruang yang yang dapat terisi udara lebih besar dibanding dengan agregat halus, karena agregat halus dapat terdistribusi dengan baik untuk memenuhi volume wadah. Sehingga, berat volume sampel agregat kasar lebih kecil dari berat volume sampel agregat halus.


Analisis Saringan Agregat
Tujuan
            Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan kasar.

Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.             Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2% dari berat benda uji
2.             Seperangkat saringan dengan ukuran:
·                    9,5 mm
·                    No. 4                     = 4,75 mm
·                    No. 6                     = 2,36 mm
·                    No. 16                  = 1,18 mm
·                    No. 30                   = 0.60 mm
·                    No. 50                   = 0.003 mm
·                    No. 100     = 0.150 mm
·                    No. 200     = 0.075 mm
3.                  Talam-talam
4.                  Kuas, sikat alat, sendok, dan alat lainnya


                          Bahan
Bahan yang diuji adalah 500 gram agregat halus dan 3000 gram agregat kasar.


















Prosedur Percobaan
1.    Analisis grafik dengan menetapkan jumlah presentase lolos saringan atau yang tertahan saringan
2.             Membuat grafik akumulatif (kurva gradasi).
3.    Memeriksa grafik dengan batasan kurva gradasi untuk perencanaan campuran

Hasil Percobaan
Laporan Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Berikut disajikan tabel hasil pengamatan.

Tabel Hasil Pengamatan Analisis Saringan Agregat Halus Data 1
Ukuran Saringan (mm)
Berat Tertahan (gr)
% Tertahan
% Tertahan Kumulatif
%Lolos kumulatif
SPEC ASTM C33-90
9,5
3
0,6
0,6
99,4
100
100
4,75
20
4
4,6
95,4
95
100
2,36
100
20
24,6
75,4
80
100
1,18
104
20,8
45,4
54,6
50
85
0,6
76
15,2
60,6
39,4
25
60
0,3
42
8,4
69
31
10
30
0,15
67
13,4
82,4
17,6
2
10
0,075
71
14,2
96,6
3,4
0
0
Wadah
17
3,4
100
0


TOTAL
500
100


 383,3

modulus kehalusan
3,838

Tabel Hasil Pengamatan Analisis Saringan Agregat Halus Data 2
Ukuran Saringan (mm)
Berat Tertahan (gr)
% Tertahan
% Tertahan Kumulatif
%Lolos kumulatif
SPEC ASTM C33-90
9,5
20
4
4
96
100
100
4,75
59
11,8
15,8
84,2
95
100
2,36
109
21,8
37,6
62,4
80
100
1,18
107
21,4
59
41
50
85
0,6
60
12
71
29
25
60
0,3
37
7,4
78,4
21,6
10
30
0,15
48
9,6
88
12
2
10
0,075
55
11
99
1
0
0
Wadah
5
1
100
0


TOTAL
500
100


 452,8

modulus kehalusan
4,528



Tabel Hasil Pengamatan Analisis Saringan Agregat Kasar Data 1
Ukuran Saringan
Berat Tertahan
% Tertahan
% Tertahan Kumulatif
%Lolos kumulatif
SPEC ASTM C33-90
25,4
0
0
0
100
100
100
19
98
3,267
3,267
96,733
90
100
5,5
2338
77,933
81,2
18,8
20
55
4,75
553
18,433
99,633
0,367
0
10
2,36
7
0,233
99,867
0,133
0
5
PAN
4
0,133
100
0
0
0
TOTAL
3000
100
383,97
216,03







Pemeriksaan Zat Organik dalam Agregat Halus
Tujuan
Menentukan adanya bahan organik dalam agregat halus yang akan digunakan pada campuran beton.

Alat dan Bahan
Alat
1.  Botol gelas tembus pandang volume 350 ml dengan penutup karet atau gabus atau bahan penutup lainnya yang tidak bereaksi terhadap NAOH.
2.      Standar warna (organic plate)

            Bahan
1.      Contoh pasir dengan volume 115 ml (1/3 volume botol)
2.      Larutan NaOH

Prosedur Percobaan
1.  Masukkan 115 ml pasir kedalam botol tembus pandang (kurang lebih 1/3 isi botol).
2.  Tambah larutan NaOH 3%. Setelah dikocok, isinya harus mencapai kira-kira ¾ volume botol.
3.  Tutup botol gelas tersebut dan kocok hingga lumpur yang menempel pada agregat nampak terpisah dan biarkan selama 24 jam agar lumpur tersebut mengendap.
4.  Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan standar warna no.3 pada organic plate. (bandingkan lebih tua atau lebih muda).

Hasil Percobaan



Gambar 3.5 Foto Hasil Percobaan Pengaruh Organik


Analisis
Pemeriksaan kandungan bahan organik dalam agregat halus didasarkan pada standar warna nomor 3 pada Organic Plate. Apabila warna cairan yang didiamkan kurang lebih 24 jam memiliki warna lebih tua dari standar warna nomor 3, berarti kandungan bahan organik melebih toleransi (pasir terlalu kotor).
Setelah dilakukan pengujian dan didiamkan selama kurang lebih 24 jam, terdapat pemisahan antara agregat dan air, lalu dibandingkan warna cairan dengan standar warna pada organic plate. Didapatkan hasil bahwa warna cairan sedikit lebih muda dari standar warna nomor 3 dan mendekati warna nomor 2 pada organic plate. Oleh karena itu, kandungan bahan organik dalam agregat halus tidak melebihi batas toleransi.


Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus
Tujuan
Menentukan besarnya (persentase) kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan sebagai campuran beton.

Alat dan Bahan
Alat
1.        Gelas ukur
2.        Alat pengaduk

            Bahan
Contoh pasir biasa dalam kondisi lapangan dengan bahan pelarut biasa.

Prosedur Percobaan
1.      Contoh benda uji dimasukkan ke dalam gelas ukur.
2.      Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.
3.      Gelas dikocok untuk mencuci agregat halus dari lumpur.
4.      Simpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap setelah 24 jam.
5.      Ukur tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V2)
Hasil Percobaan
            Hasil Pengamatan




Gambar 3.6 Foto Hasil Pengamatan Kandungan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus

            Tabel Hasil Percobaan         
                        Berikut disajikan tabel hasil percobaan pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus.
Tabel Kadar Lumpur Agregat Halus

Kadar Lumpur Agregat Halus
Data 1
Data 2
A
Tinggi Agregat Halus (ml)
188
168
B
Tinggi Lumpur (ml)
6
5

Kadar Lumpur ( %)
3,093
2,890


Analisis
Kandungan kadar lumpur < 5 % merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton. Berdasar  hasil percobaan dari 2 data didapat kadar lumpur pada sampel agregat yaitu < 5 %, dengan masing-masing kadar lumpur sebesar 3,093 % dan 2,890 %. Kadar lumpur ini tidak melebihi ketentuan kadar lumpur maksimum yaitu 5%. Sehingga agregat halus memenuhi persyaratan untuk campuran beton.

Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Tujuan
Menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat dengan cara pengeringan.

Alat dan Bahan
Alat
1.             Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh
2.             Oven suhunya dapat diatur sampai (110 ± 5) 0C
3.             Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat pengeringan tempat uji.

            Bahan
Berat minimum contoh agregat dengan diameter maksimum 5mm adalah 0.5 kg

Prosedur Percobaan
1.    Timbang dan catat berat talam (W1)
2.    Masukkan benda uji ke dalam talam dan kemudian berat talam + benda uji ditimbang. Catat beratnya (W2).
3.    Hitung berat benda uji W3=W2-W1
4.    Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam ovenpada suhu (110 ± 5)0 C hingga beratnya tetap.
5.    Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam (W4).
6.    Hitunglah berat benda uji kering : W5 = W4 – W1
Hasil Percobaan
            Hasil Observasi
Berikut disajikan tabel hasil percobaan pemeriksaan kadar agregat.

Tabel Hasil Pemeriksaan Kadar Air Agregat

Observasi I (Agregat Kasar)
Observasi II (Agregat Halus)
Data 1
Data 2
Data 1
Data 2
A
Berat Wadah (gr)
266
192
266
110
B
Berat Wadah + benda uji (gr)
1828
1929
1857
1501
C
Berat Benda Uji (B-A) (gr)
1562
1737
1591
1391
D
Berat Benda Uji Kering (gr)
1498
1605
1574
1358


 
Kadar Air (%)
KA =
4,272
8,224
1,080
2,430

           











Analisis

Yang dimaksud dengan kadar air agregat adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen. Dilihat dari unsur permukaan agregat halus dan kasar. Air akan lebih banyak diserap oleh satuan berat agregat halus daripada satuan berat agregat kasar. Hal ini karena pori-pori yang dibentuk oleh agregat halus lebih mudah memberikan ruang untuk ditempati air daripada ruang dalam pori-pori agregat kasar, serta daya absorbsi agregat halus lebih tinggi daripada agregat kasar.
Berdasar percobaan diketahui bahwa kadar air rata-rata agregat kasar > kadar air rata-rata agregat halus. Hal ini menunjukkan kandungan air daalam agregat kasar lebih tinggi dibanding agregat halus. Terdapat kondisi dimana  tidak menutup kemungkinan bahwa tingkat kejenuhan air pada kondisi awal agregat halus lebih rendah daripada tingkat kejenuhan air pada kondisi awal agregat kasar. Sehingga menyebabkan kadar air agregat kasar > kadar air agregat halus.
                

Analisis Spesific Gravity dan Penyerapan Agregat Halus
Tujuan
Menentukan bulk and apparent specific gravity dan penyerapan (absorpsi) dari agregat halus menurut prosedur ASTM C128.Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam adukan beton.

Alat dan Bahan
Alat
1.             Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram, kapasitas maksimum 1000 gram
2.             Piknometer dengan kapasitas 500 gram
3.             Cetakan kerucut pasir
4.             Tongkat pemadat logam

            Bahan
Berat contoh agregat halus disiapkan sebanyak 1000 gram.

Prosedur Percobaan
1.       Agregat halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering.
2.       Sebagian dari contoh dimasukkan ke dalam metal sand cone mold. Benda uji dipadatkan dengan alat pemadat (tamper). Jumlah tumbukan 25 kali. Kondisi SSD diperoleh jika saat cetakan diangkat, butir pasir longsor.





3.       Contoh agregat halus sebesar 500 gram dimasukkkan ke dalam piknometer kemudian diisi dengan air hingga 90% penuh. Bebaskan gelembung udara dengan menggoyang-goyangkan piknometer. Timbang berat piknometer yang berisi contoh dengan air.
4.       Pisahkan benda uji dengan piknometer dan keringkan dalam waktu 24 jam.
5.       Timbang berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperature 73,4o F dengan ketelitian 0,1 gram.

Hasil Percobaan
Hasil Pengamatan
Berikut disajikan tabel hasil percobaan.
Tabel Hasil Pengamatan Spesific Gravity Agregat Halus

Data 1
Data 2
A
Berat pikometer (gr)
154
154
B
Berat contoh kondisi SSD (gr)
500
500
C
Berat piknometer + air + Contoh SSD (gr)
958
958
D
Berat piknometer + air (gr)
652
652
E
Berat contoh kering (gr)
495
495

Apparent Spesific gravity
2,619
2,619

Bulk Spesific gravity Kering
2,552
2,552

Bulk Spesific garvity (SSD)
2,577
2,577

Presentase absorbsi air (%)
1,010
1,010
RATA-RATA
Apparent Spesific gravity
2,619
Bulk Spesific gravity Kering
2,552
Bulk Spesific garvity (SSD)
2,577
Presentase absorbsi air (%)
1,010


Analisis
Specific gravity adalah nilai perbandingan massa jenis agregat dengan massa jenis air. Namun dalam percobaan ini volume air dan volume agregat bernilai sama, jadi specific gravity diperoleh dari perbandingan massa agregat dan massa air.
Berdasar hasil percobaan, didapat bahwa
nilai Bulk Spesific Gravity (Kering)     = 2,5515
nilai Bulk Spesific Gravity (SSD)        = 2,57732
nilai  Apparent Spesific Gravity           = 2,6191

Sehingga, nilai Bulk Spesific Gravity (Kering) < Bulk Spesific Gravity (SSD) < Apparent Spesific Gravity. Nilai Absorbsi Air pada sampel agregat halus sebesar 1,0101 %.


Analisis Spesific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar
Tujuan
Menentukan bulk and apparent specific gravity dan penyerapan dari agregat kasar menurut prosedur ASTM C127. Nilai ini dapat digunakan dan diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam adukan beton.

Alat dan Bahan
Alat
1.    Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram, kapasitas maksimum 5 kg
2.    Keranjang besi diameter 203,2 mm (8’’) dan tinggi 63,5 (2,5‘’)
3.    Alat penggantung keranjang
4.    Handuk atau kain pel

            Bahan

Berat contoh agregat sebanyak 11 liter dalam keadaan kering muka (SSD)
Prosedur Percobaan
1.                  Benda uji direndam selama 24 jam.
2.                  Benda uji dikeringan permukaannya hingga tercapai kondisi SSD (Surface Saturated Dry) dengan cara mengelap dan menggulungkan handuk pada butiran agregat kasar.
3.                  Timbang benda uji dalam kondisi SSD tersebut (A).
4.                  Benda uji diletakkan ke dalam keranjang dan direndam kembali di dalam air, kemudian ditimbang, hitung berat contoh kondisi jenuh (B).
5.                  Benda uji dikeringkan pada suhu (212-300)o F. Setelah didinginkan, timbang berat contoh kondisi kering (C).

Hasil Percobaan
Hasil Pengamatan
Berikut disajikan tabel hasil pengamatan
Tabel 3.9. Hasil Pengamatan Spesific Gravity Agregat Kasar


Data 1
Data 2
A
Berat Contoh SSD
3000
3000
B
Berat Contoh Dalam Air
1888,5
1904
C
Berat contoh kering di udara
2925
2945

Apparent Spesific gravity
2,822
2,829

Bulk Spesific gravity Kering
2,632
2,687

Bulk Spesific gravity (SSD)
2,699
2,737

Presentase absorbsi air (%)
2,564
1,868
RATA-RATA
Apparent Spesific gravity
2,826
Bulk Spesific gravity Kering
2,660
Bulk Spesific garvity (SSD)
2,718
Presentasi absorbsi air (%)
2,216


Analisis
Specific gravity adalah nilai perbandingan massa jenis agregat dengan massa jenis air. Namun dalam percobaan ini volume air dan volume agregat bernilai sama, jadi specific gravity didapat dari perbandingan massa agregat dan massa air.
Berdasar hasil percobaan, didapat bahwa
nilai Bulk Spesific Gravity (Kering)     = 2,8255
nilai Bulk Spesific Gravity (SSD)        = 2,6595
nilai  Apparent Spesific Gravity           = 2,718
Sehingga, nilai Bulk Spesific Gravity (Kering) < Bulk Spesific Gravity (SSD) < Apparent Spesific Gravity. Nilai Absorbsi Air pada sampel agregat kasar sebesar 2,216 %.

0 komentar: